KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan
nikmat dan karuniaanya di setiap helaan nafas yang tak terhitung jumlahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada teladan dan
guru terbaik sepanjang zaman, Muhammad saw, semoga dapat meneladani dan terus
berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik, menjadi insan yang kamil.
Terima kasih penulis sampaikan kepada :
- Ahlul Irfan, S.Pd, MM,M.si. selaku doosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
- Orang tua dan Teman – Teman yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Penulis
menyadari tugas ini masih jauh akan kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik pembaca yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan.
Bekasi, Juni 2012
Penulis
1. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK
·
Pada
tahap 0 – 7 tahun ( 7 thn pertama )
·
Pada
tahap 8 – 14 tahun ( 7 thn kedua )
·
Pada
tahap 15 – 21 tahun ( 7 thn ketiga )
Tahapan
|
Pertumbuhan
|
Perkembangan
|
Implikasi dalam pembelajaran
|
· 0 – 7 tahun
|
1.
Pendengaran
2.
Penglihatan
3.
Perabaan
4.
Fisik
5.
Bertambahnya tinggi badan, berat badan.
6.
Aktif
7.
Belum begitu terampil
|
1.
Anak mulai mengenal bermain
2.
Anak pada masa – masa meniru.
3.
Anak mengenal hal – hal yang sifatnya kongrit.
4.
Anak mulai berfikir kritis.
5.
Anak mulai berimajinasi.
6.
Anak
cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka
7.
Anak mulai meningkat kemampuan berbahasanya
8.
Anak
sudah mampu membedakan pria dan wanita yang dilihat dari penampilan yang
berbeda, pakaian yang berbeda dan rambut yang berbeda.
9.
Munculnya gejala egosentrisme pada anak, masih
terbatasnya pemahaman anak terhadap lingkungan yang ia respon.
|
·
Didengarkan adzan di telinganya.
·
Pemberian ASI pada anak.
v Kondisikan
lingkungan bermainnya secara kondusif.
v Pilihkan teman
bermain untuk anak.
v Awasi dan
bimbing anak saat bermain.
v Berikan media
bermain yang mendidik.
v Arahkan anak
untuk bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
· Bisa diarahkan
dengan cara Bermain Peran ( Role Playing ).
· Beri teladan
yang baik untuk anak, dalam hal apapun sehingga anak akan meniru hal – hal
yang baik pula.
v Berikan contoh
dan kita jelaskan mana saja hal – hal yang baik dan mana saja hal – hal yang
tidak baik.
v Diajarkan
dasar – dasar agama.
Ø Pada saat mengenalkan
sesuatu pada anak, tunjukan dengan hal – hal yang sifatnya nyata ( real ),
ada buktinya.
·
Banyak memberi berbagai pertanyaan pada anak,
sehingga mimicu keingintahuan anak.
Ø Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan
anak.
Ø Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan
anak.
Ø Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan
mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Ø Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan
berbagai kegiatan secara mandiri.
Ø Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan
dalam berbagai tingkah laku.
Ø Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh
lingkungannya.
Ø Kagumilah apa yang dilakukan anak.
Ø Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan
dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
|
·
8 – 14 tahun
|
1.
Fisik anak mulai kelihatan sesuai dengan jenis
kelaminnya masing – masing.
2.
Pertumbuhan otot – otot pada anak mulai terbentuk
3.
Jaringan lemak dibawah kulit berkurang.
4.
Lebar badan mulai bertambah ( gemuk )
5.
Pertumbuhan tinggi badan usia 8 tahun sesuai usia
7 tahun + 5 cm, usia 9 tahun tinggi badan sesuai usia 8 tahun + 5 cm, dan
seterusnya sampai umur 14 tahun.
8.
Pada anak laki-laki, perubahan fisik pubertas
dimulai lebih lambat daripada anak perempuan, sekitar usia 12 atau 13 tahun.
9.
Pada anak perempuan, perubahan fisik pubertas
dimulai pada usia sekitar 10 atau 11 tahun.
|
1.
Anak mulai cakap
2.
Baru mampu berfikir sistematis mengenai benda –
benda dan peristiwa – peristiwa yang konkret.
3.
Mulai bisa mengoordinasikan pemikiran dan idenya
kedalam pemikiranny
4.
Anak memahami aspek – aspek kumulatif materi,
seperti volume dan jumlah.
5.
Pemahaman penambahan golongan benda.
6.
Pemahaman Penambahan pelipatgandaan golongan
benda.
7.
Menginjak puberta, anak mulai bisa berfikir
abstrak
8.
Anak menjelang dan menginjak masa remaja dapat
mengatasi masalah keterbatasan pemikiran yang sifatnya konkret, atau dengan
kata lain anak sudah mampu berfikir abstrak.
9.
Mampu berfikir hipotesis dalam hal pemecahan
masalah.
10.
Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai
dengan suara yang semakin nge-bass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah
ketiak dan kelamin, munculnya kumis dan janggut, munculnya jakun pada
tenggorokan dan timbulnya perasaan tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah
yang merupakan ciri-ciri dari masa puber juga akan dialami pada anak
laki-laki.
11.
Tanda pertama pubertas adalah berkembangnya
payudara, lalu rambut mulai tumbuh di daerah ketiak dan pubis. Rambut kaki
menebal dan bentuk tubuh berubah, dengan penambahan lemak tubuh. Rambut dan
kulit mulai berminyak, yang dapat menimbulkan jerawat. Akhirnya menstruasi
(haid) dimulai. Anak perempuan merasa dapat merasa lelah, serta memiliki
suasana hati yang berubah-ubah, dan perasaan sensitif.
12.
Anak perempuan mencapai setengah tinggi dewasanya
tepat sebelum ulang tahun kedua mereka; pertumbuhan cepat saat pubertas
dimulai dua tahun lebih cepat pada anak perempuan daripada laki-laki
13.
Daerah di sekitar puting membesar dengan sejumlah
kecil jaringan payudara di dalamnya. Pelvis dan pinggul melebar dan pinggang
menyempit akibat penyebaran lemak yang dipengaruhi oleh hormon wanita.
|
Pada
saat anak sudah mengijak masa pubertas sebaiknya :
1.
Jangan melarang keinginan saat ia mulai menyenangi
lawan jenis. Sebagai orang tua, Anda wajib mendekati preferensi seksual si
anak, sehingga jika ada penyimpangan disfungsi psikoseksual, dapat sedini
mungkin diatasi.
2.
Jangan
terlalu protektif karena jika terlalu dilarang, Anda tidak tahu dengan siapa
anak Anda berteman. Semakin dilarang mereka akan semakin membangkang. Oleh
karena itu, pantau teman-temannya dan usahakan kegiatan mereka berada dalam
lingkungan yang terkontrol.
3.
Terapkan
hipnosis. Saat sedang rileks, dekati anak, lalu mulai memeluknya. Setelah itu
bicarakan hal-hal yang ringan dan menarik hatinya. Jika dia mulai tersenyum
dan responsif, mulai rendahkan suara Anda dan sampaikan nasihat atau pesan
yang produktif.
|
· 15 – 21 tahun
|
1.
Pertumbuhan fisik relatif berkurang dengan kata
lain tidak sepesat dalam masa remaja awal.
2.
Bagi pria pada usia 20 th dan wanita 18 th keadaan
tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat.
3.
Emosional
4.
Pada laki – laki, otot – otot berkembang lebih
besar dan menonjol.
5. Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18 tahun, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir
6. Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada
usia17 thn,dan anak laki – laki mencapai tingkat kematangan baru beberapa
tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak
perempuan.
7.
Intelektual
|
1.
Citra diri dan
sikap pandang yang lebih realistis.
2.
Menghadapi masalahnya secara lebih matang.
3.
Mereka tidak lagi menampakkan gejala-gejala strom
and stress sehingga muncullah suatu ketenangan dalam diri mereka.
4.
Memperoleh kebebasan emosional
5.
Mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis
kelamin
6.
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
7.
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab
akibat)
8.
Terikat erat dengan kelompoknya
Pada umur 19 –
21 tahun :
1.
Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
2.
Mulai
menyadari akan realitas
3.
Sikapnya mulai jelas tentang hidup
4.
Mulai nampak bakat dan minatnya
5.
Memantapkan
identitas
6.
Mengembangkan
rencana kehidupan pribadi
|
1.
Berikan sex
education,karena anak remaja mempunyai
libido tinggi dan harus diberikan pemahaman tentang sex secara positif. Agar
tidak terjerumus ke hal – hal negatif, seperti sex bebas.
2.
Secara praktisi anak dikenalkan dengan cara
berorganisasi,dikenalkan dengan sosialisasi dan perbedaan kepentingan
individu,sehingga akan muncul kesiapan menghadapi kehidupan yang
sesungguhnya,lebih baik lagi ketika anak diberikan materi tujuan dalam kehidupan,sehingga
arah dari cita - cita atau impian menjadi jelas.
3.
anak dikenalkan dengan masalah2 yang sering muncul
dalam kehidupan nyata dan penyelesaian – penyelesaiannya dengan bijaksana.
4.
anak dikenalkan tentang keberanian mengambil
keputusan dalam memecahkan berbagai masalah yang ada.
|
2. TEORI BEHAVIORISME
Teori Behaviorisme adalah teori
belajar yang menekankan pada hasil belajar dan tidak memperhatikan pada proses
berpikir siswa. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai perubahan tingkah
laku yang terjadi berdasarkan paradigma Stimulus-Respon, yaitu suatu proses
yang memberikan respon tertentu terhadap stimulus yang datang dari luar. Proses
Stimulus-Respon (SR) yaitu dorongan,rangsangan, respon serta penguatan. Ada
beberapa jenis teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh Behaviorisme yaitu Teori
Pengkondisian Klasikal dari Pavlov, serta Teori Connectionism dari Thornaike,
Teori Operant Conditioning dari B.F.Skinner, teori Watson, Teori Clark Hull,
dan juga Teori Edwin Gutrei. Teori ini memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dari teori ini adalah teori ini cocok diterapkan untuk melatih
anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa dan teori ini juga
membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
sedangkan kelemahan dari teori ini adalah proses pembelajaran berpusat pada
guru dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dan menghapal saja sehingga siswa
menjadi tidak aktif dan tidak dapat berkembang. Teori ini digunakan disetiap
jenjang pendidikan untuk melaksanakan proses pembelajaran dari dulu sampai
sekarang.
Classical Conditioning
|
Operant Conditioning
|
Connectionisme
|
|
Pencetus :
Tokoh – tokohnya
|
Ivan Pavlov pada tahun 1849 – 1936
Teori pelaziman klasik/ Clasical Condition adalah memasangkan
stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang
tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu.
Setelah
pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons
terkondisikan.
|
Burrhus Frederic Skinner dimulai pada
tahun 1904 – 1990
Dalam Operant Conditioning respon
terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan
oleh efek yang ditimbulkan oleh efek yang ditimbulkan oleh rainforecer.
Rainforcer itu sendiri sesungguhnya
adalah stimulus yang meninggkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons
tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya
seperti dalam classical respondent conditioning.
|
Dikembangkan oleh Edward L. Thorndike
( 1874 – 1949 )
Menurut
Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori
“connectionism”.
Thorndike
menemukan hukum-hukum :
1. Hukum kesiapan (Law of
Readiness)
Jika
suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus
maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosaiasi cenderung diperkuat.
2. Hukum latihan
Semakin
sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut
semakin kuat.
3. Hukum akibat
Hubungan
stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan
cenderung diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.
|
Sudut pandang
|
1.
Pandangannya yang paling penting adalah bahwa
aktivitas psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian-rangkaian refleks
belaka. Karena itu, untuk mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup
mempelajari refleks-refleks saja.
2.
Pandangan yang sebenarnya bermula dari seorang
tokoh Rusia lain bernama I.M. Sechenov. I.M. yang banyak mempengaruhi Pavlov
ini, kemudian dijadikan dasar pandangan pula oleh J.B. Watson di Amerika
Serikat dalam aliran Behaviorismenya setelah mendapat perubahan-perubahan
seperlunya.
|
1.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan
penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan
yang tidak mengendur.
2.
Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya
perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organisme
berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku
menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai
pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu mengubah kemungkinan organisme
itu merespon nanti.
|
1.
Thorndike mengungkapkan bahwa organisme itu
sebagai mekanismus yang hanya bertindak jika ada perangsang dan situasi yang mempengaruhinya.
Dalam dunia pendidikan Law of Effect ini terjadi pada tindakan seseoranng
dalam memberikan punishment atau reward . Akan tetapi dalam
dunia pendidikan menurut Thorndike yang lebih memegang peranan adalah
pemberian reward dan inilah yang lebih dianjurkan.
2.
Teori Thorndike ini biasanya juga disebut teori koneksionisme
karena dalam hukum belajarnya ada “Law of Effect” yang mana disini
terjadi hubungan antara tingkah laku atau respon yang dipengaruhi oleh
stimulus dan situasi dan tingkah laku tersebut mendatangkan hasilnya(Effect).
|
Percobaan
|
Eksperiment Pavlov yaitu dengan
menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan – hubungan antara Conditioned
stimulus ( CS ), unconditioned stimulus ( UCS ), conditioned response ( CR ),
dan Unconditioned response ( UCR ).
CS => Rangsangan yang mampu
mendatangkan respons yang dipelajari.
CR => Respons yang dipelajari itu
sendiri
UCS => Rangsangan yang menimbulkan
respons yang tidak dipelajari
UCR => Respons yang tidak
dipelajari
Penjelasan :
a.
Sebelum eksperimen
1.
Ketika bel dibunyikan respons anjing tersebut
tidak ada.
2.
Ketika diberikan makanan, respons anjing tersebut
air liur keluar ( UCR )
b.
Pada saat eksperiment
·
Bunyi bel ( CS ) diiringi dengan pemberian makanan ( UCS ).
(CS
+ UCS)
c.
Setelah Eksperiment
·
Bunyi bel tanpa pemberian makanan.
(
CS – USC ), maka otomatis respon anjing yaitu mengeluarkan air liurnya.
|
Skinner
mengadakan eksperimen dengan menggunakan kotak yang didalamnya terdapat
pengungkit, pemampung makanan, lampu, lantai dengan grill yang dialiri
listrik (dikenal dengan nama Skinner box). Skinner menggunakan tikus
lapar sebagai hewan percobaannya.
|
Eksperiment Thorndike yaitu
menggunakan hewan – hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Penjelasan :
1.
Seekor kucing yang lapar ditempatkan dalam sangkar
berbentuk kotak berjeruji yang dilengkapi dengan peralatan, seperti
pengungkit, gerendel pintu, dan tali yang menghubungkan pengungkit dengan
gerendel tersebut. Peralatan di tata sedemikian rupa sehingga memungkinkan
kucing tersebut memperolah makanan yang tersedia di depan sangkar tadi.
2.
Keadaan bagian dalam sangkar yang disebut puzzel
box ( peti teka – teki ) itu merupakan situasi stimulus yang merangsang
kucing untuk bereaksi melepaskan diri dan memperoleh makanan yang ada dimuka
pintu.
3.
Mula – mula kucing tersebut mengeong, mencakar,
melompat, dan berlari – larian, namun gagal membuka pintu untuk memperoleh
makanan yang ada didepannya.sampai akhirnya secara kebetulan kucing itu
berhasil menekan pengungkit dan terbukalah pintu sangkar tersebut.
|
Kesimpulan
|
Kesimpulan yang didapat dari percobaan
ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian
refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses
kondisioning (conditioning process) di mana refleks-refleks yang tadinya
dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan
dengan rangsang berkondisi.
Jadi, apabila stimulus yang diadakan (
CS ) selalu disertai dengan stimulus punguat ( UCS ), stimulus tdi ( CS )
cepat atau rambat akhirnya yang menimbulkan respons atau perubahan yang kita
kehendaki yang dalam hal ini CR.
|
Setiap
respon yang diikuti dengan penguatan (reward
atau reinforcing stimuli)
cenderung akan diulang kembali.
Reward atau
reinforcing stimuli akan meningkatkan kecepatan terjadinya respon.
|
Berdasarkan eksperiment diatas,
Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan
respons.
Dengan
hukum hukumnya :
1. Hukum kesiapan (Law of
Readiness)
2. Hukum latihan
3. Hukum akibat
|
Inti Teori
|
Belajar adalah perubahan yang ditandai
dengan adanya hubungan antara stimulus dan respons.
Dapat diketahui bahwa dengan
menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa
ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Dengan penemuannya ini Pavlov
meletakkan dasar-dasar Behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi
penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori
tentang belajar.
|
Belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respons.
Fenomena tersebut melibatkan
reinforcement / penguatan.
|
Belajar adalah hubungan antara stimulus
dan respons. Fenomena tingkah laku belajar selalu melibatkan satisfaction/
kepuasan.
|
Kelemahan
|
Kelemahan dari
teori conditioning ini adalah, teori ini mengangaap bahwa belajar
itu hanyalah terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak
dihiraukannya. Peranan latihan atau kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan
kita tidak tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu manusia tidak
semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Aku atau pribadinya sendiri
memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan dan reaksi apa yang
akan dilakukannya.
Teori conditioning
ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia
teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar tertentu. Umpamanya
dalam belajar yang mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu dan
mengenai pembiasaan pada anak kecil.
|
Proses belajar bersifat
otomatis-mekanis, padahal setiap individu memiliki self direction
dan self control yang bersifat kognitif, sehingga ia bisamenolak untuk merespon jika ia tidak
menghendakinya.
Proses
pembelajaran manusia dianalogikan dengan perilaku hewan itusangat sulit diterima, mengingat terdapat perbedaan
karakter fisik dan psikis dalam individu manusia dan hewan. Manusia
memiliki karakteristik yang unik
|
1. Terlalu
memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan dengan
hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak
selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and
error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi manusia.
2. Memandang
belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga
yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan
latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus menerus.
3. Karena belajar
berlangsung secara mekanistis, maka penegertian tidak dipandangnya
sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai
unsur yang pokok dalam belajar.
4. Implikasi dari
teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan
ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan
mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut
bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga
terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu
untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
|
Aplikasi teori dalam pembelajaran
|
Contohnya yaitu pada awal tatap muka
antara guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru
menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian terhadap murid-muridnya,
sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.
|
Beberapa aplikasi teori belajar
Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:-
1.
Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit
secara organis.
2.
Hasil
berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salahdibetulkan dan jika benar diperkuat.
3.
Materi
pelajaran digunakan sistem modul.Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
4.
Dalam
proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.
Dalam
proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
6.
Dalam
pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar tidak menghukum.
7.
Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
8.
Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).
9.
Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil,
semakin meningkatmencapai tujuan.
10.
Dalam
pembelajaran sebaiknya digunakan Shaping.
11.
Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah
laku operan.
12.
Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
13.
Melaksanakan mastery learning yaitu
mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda.
|
1.
Sebelum
guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih
dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya.
2.
Guru
mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem
drill.
3.
Guru
memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman
sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.
|
3.
CARA MEMBUAT
ANAK RAJIN BELAJAR :
·
Terlibat dalam kegiatan anak
Saat si kecil tahu orangtuanya
tertarik pada apa yang dilakukannya, anak akan bersemangat untuk mengajak Anda
mengikuti seluruh prosesnya. Anak juga akan semakin terpacu untuk memberi hasil
yang terbaik. Menjadi penonton saat anak bertanding di laga sepak bola antar
sekolah, misalnya, membuat anak menyadari Anda selalu hadir mendampinginya di
berbagai kesempatan untuk memberi semangat.
·
Bantu
anak merancang strategi
Si
kecil belum paham betul bagaimana caranya membangun skala prioritas serta
mencari solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi. Terlebih saat anak mulai
mampu menetapkan target prestasi yang ingin diraihnya. Bantu anak menyusun
rencana untuk meraih target, serta mempersiapkannya dalam menghadapi rintangan.
·
Orangtua
senang membaca, anak juga
Sudah
masuk sekolah, kok membacanya belum lancar juga? Anak mungkin belum menemukan
asyiknya membaca, karena tidak pernah melihat orangtuanya membaca buku.
Anak-anak yang tidak pernah dibacakan dongeng sebelum tidur juga cenderung
lambat dalam belajar membaca. Jika Anda ingin mengajarkan anak untuk lancar
membaca, tunjukkan bahwa Anda juga senang membaca. Bacalah koran, majalah, atau
apapun dengan suara keras agar si kecil tahu betapa asyiknya membaca.
·
Rayakan
keberhasilannya
Saat
anak berhasil mendapat prestasi memuaskan, jangan segan-segan untuk memujinya.
Sekecil apapun keberhasilan yang dilakukannya –bahkan sekedar membereskan
tempat tidur sampai rapi- lontarkan pujian pada anak. Ingin merayakannya dengan
sesuatu yang spesial juga ide bagus. Tak perlu perayaan semarak. Makan malam
dengan menu favoritnya juga cukup membuat buah hati Anda merasa spesial.
·
Belajar
sambil bermain
Setiap
orang, anak-anak maupun dewasa, memiliki metode belajar yang berbeda. Khusus
bagi anak, sediakan metode belajar sambil bermain yang membuatnya tidak cepat
bosan. Mengajarkan bahasa Inggris lewat film kartun, misalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar