CHAPTER 1
Tatapan matanya memancarkan suasana
hati yang tenang dan tanpa rasa khawatir sedikitpun. Suara musik ditelinganya
pun mengiringi setiap langkahnya saat ini. Setiap mata disekelilingnya tampak
tak menghiraukan apa yang dikerjakan wanita itu. Selang beberapa saat setelah
itu, dengan sekejap pandangan semua orang terpusat pada suara benturan yang
begitu keras di sekitar taman. langkah – langkah kaki begitu cepat menghampiri
arah datangnya suara itu. Begitu pula dengan wanita itu, suara benturan yang
begitu keras mengalahkan suara musik yang sedang didengarnya. terlihat banyak
orang mengerumuni sesuatu setelah terdengar suara benturan tadi.Rasa penasaran
pun tampak pada wanita itu. Perlahan menerobos di kerumunan orang, dan mencoba
melihat apa yang terjadi. Tampak seorang laki – laki setengah tua dengan badan
sedikit kekar dan kulit sawo matang tekah berlumuran darah. Sepeda di sebelah
laki – laki itu ringsek tak berbentuk lagi. Namun naasnya penabraknya berhasil
melarikan diri.
Perlahan wanita itu mendekati laki – laki sekarat
itu, dengan tatapan tajam dipandangi setiap lekuk tubuh, baju, dan raut muka
laki – laki itu. Matanya tak dibiarkannya berkedip, hingga tak sadar air
matanya telah mengalir dan seluruh tubuhnya gemetar. Dipeganglah tangan laki – laki
itu, perlahan wanita itu memastikan apa yang mungkin salah atas pemikirannya.
“ Tidak !!! tidak mungkin, tidak. . . . !!! tidak
mungkin itu Ayah. “ bisiknya dalam hati
Diperhatikan setiap jemari tangan dan raut muka
laki – laki yang telah hancur berlumuran darah itu. Di raihnya sebuah amplop
dari tangan kanan laki – laki itu. Amplop yang di pertahankan hingga akhir
hayatnya. Perlahan dibukalah amplop itu. Benar saja, amplop itu memang sangat
penting. Amplop memberitahuan bahwa Naya Febrita Riandra, dinyatakan LULUS dan
Diterima di Perguruan Tinggi, Fakultas Kedokteran.
“ Na . . . maku. Benarkah itu Ayah ???
Tidak ! tidak mungkin ! “
Kata dalam hati wanita itu seakan tak percaya bahwa
benar laki – laki yang telah tewas dihapannya sekarang adalah Ayahnya. Perlahan
tubuh wanita itu pun tak sanggup lagi menahan shock yang begitu dalam.
“ Ayah . . . Ayah . . . Ayahh . . . Ayah . . . !!!
aaaaayyyaaahhhh . . . “
Mimpi dalam kenangan yang begitu pahit.
“ Mimpi itu lagi, , , mimpi yang sama. “ bisiknya
dalam hati.
Cuaca hari ini memang tak mendukung. Hujan lebat, sangat
mengganggu aktivitas.
Dari
sudut perumahan terlihat Garasi rumah mulai terbuka. Sorot lampu mobil tampak
menembus terjangan hujan yang hendak menghalangi pandangan mata. Perlahan mobil
mewah itu berjalan menyusuri terjangan hujan yang begitu lebat. Hujan takkan
pernah jadi alasan untuk berhenti beraktifitas, itulah kata – kata penyemangat
bagi pria tampan berlesung pipit ini.
“ Berangkat . . . “ sambil menginjak
gas mobil dengan penuh semangat.
Dari arah
belakang tampak perempuan setengah baya, berteriak kearah mobil itu.
“ Reza . . . Reza . . .!!! Hati – hati
nak, jangan ngebut – ngebut “
Laki – laki itu pun hanya membuka kaca mobil dan
melambaikan tangannya.
“ Hmmp, , , benar – benar anak ini, kalau sudah punya kemauan hujan
lebat seperti ini tetep saja nekat keluar rumah. Ckckck “ gerutu wanita cantik
setengah baya itu.
“ Benar – benar persis ayahnya. “ tambahnya tegas
--**--
Tenaga ekstra memang sangat dibutuhkan, apalagi
saat jendela kamar apartement untuk pergantian sirkulasi udara bermasalah saat
membukanya. Begitulah apartement kuno
dengan biaya sewa murah.
“ Hadehhh, kenapa susah banget dibuka? Perasaan
baru kemarin direnovasi, apa Pak Husen lupa merenovasi? “ gerutu Naya
“ waaahhh !!! benar – benar tantangan di pagi hari
!!! “
“ He - aa !!! kau menantangku ??? benar – benar tak
mau terbuka ??? “ teriakannya pada jendela kamar yang hanya terdiam mendegar
ocehannya
Sepertinya jendela itu benar – benar dalam masalah
besar sekarang. Membuat masalah dengan Gadis yang mempunyai pendirian kuat dan
paling tidak suka ditantang.
Otot – otot tangan dan kaki mulai mengumpulkan
energy dalamnya, seakan kekuatan Goku mulai merasuki tubuhnya sekarang. Langkah
kaki perlahan mundur beberapa langkah jauhnya dari jendela.
“ HHHIIIIIAAAAAAAAA . . . . !!! “ Teriak Naya sambil berlari sekuat
tenaga dan mendorong jendela.
Dalam kehidupan, setiap usaha, setiap perbuatan
yang terlalu berlebihan dalam mengerjakannya, pastilah ada sesuatu yang akan
membuatnya semakin berantakan.Itulah ketetapan yang memang benar adanya.
Braaakkkk, praannngggg . . . .
“ Suara apa itu !!! “ , “ Suara brisik apa itu !!!
“, “ Apa itu !!! “ spontan beberapa penghuni apartement Wonderlife kaget dan
berkerumunan keluar kamar.
Diskusi pun berlangsung . . . .
“ Sepertinya suara itu berasal dari apartement 201
“ tambah Pak Deni, penghuni apartement 200.
“ Iya, memang sepertinya dari arah sana, mari kita
periksa. “ sahut Bu Mira
Dari luar apartement pun ikut berpendapat . . .
“ Heiii!!! apa kau sudah tidak waras ????” omel
satpam apartement sambil menunjuk kearah apartement 201 tempat kejadian perkara
“ Wahh, benar – benar sudah tidak waras !!! “
tambahnya tegas setelah melihat pecahan – pecahan kaca di dekatnya.
“ Sebenarnya ada apa ini ??? sampai – sampai suara
hujan pun terkalahkan. Huuhh,, sungguh mengagetkan !!” ceriwis Jiho sambil
berlari menuju apartement 201.
Ting tong ting tong , , ,
“ Apa kau tidak apa – apa didalam? “
“ Sebenarnya apa yang terjadi ? “
Tok tok tok, , ,
Ting tong ting tong . . .
Penghuni lain mulai panik, mereka tak
henti – henti membunyikan bel apartement 201.
“ haduhhh . . . bagaimana ini ??? “
Dari dalam kamar Naya tampak panik.
“ Aish , , , sungguh memalukan . .
.??? “ gerutunya sambil berjalan ke arah pintu.
Krekk . . .
Krekk . . .
Perlahan pintu pun terbuka. Dengan
muka penuh rasa malu pun akhirnya Naya keluar kamar. Tampak beberapa penghuni
lain di apartement itu telah berkerumun di depan pintu 201.
“ Apa kau baik – baik saja ? “
“ ohh, iyaa . . .saya baik – baik saja
bu. “ jawabnya lirih
“ Apa yang terjadi ? Apa kau terluka ?
suara apa tadi ? “ Jiho mulai mengintrogasi.
“ Saya minta maaf, sunguh sangat
menyesal atas kejadian pagi ini, sudah mengganggu aktivitas kalian. Maaf, tadi
saya terlalu bersemangat saat membuka jendela kamar, jadi jendela pecah dan
mengagetkan kalian semua. Benar – benar minta maaf.” Jelas Naya sambil menunjuk
kearah jendela yang pecah tadi.
“ Wah, kakak harus benar – benar punya
kekuatan penuh. Sampai – sampai memecahkan 3 jendela sekaligus. “ sindir Niko,
anak yang baru bersekolah TK itu dengan polosnya.
“ ckckck, kapan penguhuni 201 tidak
pernah membuat masalah. “ Sindir Lina ketus, penghuni yang paling disiplin dan
benci keributan di apartement Wonderlife.
“ Maaf, lain kali tidak akan seperti
itu lagi. “ Naya tertunduk malu
“ Bu dokter muda ini hanya sedang kelebihan
tenaga pagi ini, makanya seperti itu ( tersenyum manis ) . “ Pak Deni mulai
mencairkan suasana
“ Syukurlah kalau memang baik – baik
saja. Lain kali hati – hati “ tambah Bu Wita
“ Iya . . . lain kali akan lebih hati
– hati lagi, Bu. Maaf sekali lagi “ jawab Naya lirih
“ Iya sudah, bubar . . . bubar .
lanjutkan aktifitas kalian. “ pinta Pak Deni tegas
Perlahan mereka berjalan meninggalkan
kamar 201. Dengan perasaan sedikit malu, Nayapun segera kembali masuk ke
kamarnya. Dia hanya menatapi 3 jendela yang telah dipecahkannya tadi. Nampak
sisa – sisa pecahan kaca masih ada yang tersisa di bingkai jendela itu.
“ Huuff . . . “ Naya mengeluh lirih
Hhhggggghhhh,,,
hhhgggghhh . . . tulit tuliitt tulaliitt tulaliiitt . . . piitt pitt pitt . . .
“ Profesor ??? “ Lirik Naya pada layar
HPnya . . .
“ Hallo . . . “
“ Apa yang kau lakukan !!! “ bentak
Profesor Daniel
“ Apa kau sudah tidak waras ? masih
mau menjadi seorang dokter, meninggalkan pasien – pasienmu dalam keadaan
sekarat ??? “ Tambahnya tegas
“ ( eiiiihhh ) . ya professor ! saya
segera kerumah sakit. Maaf, ada beberapa masalah dirumah jadi sedikit terlambat
ke rumah sakit. Benar – benar minta maaf. “ Naya mematikan telepon.
“ Ya ampun. . . kenapa terlalu
berantakan pagi ini. “ mengambil kunci mobil dan bergegas ke rumah sakit.
Hujan yang tak henti – henti seakan
mengiringi perjalanan Naya ke rumah sakit. Sesaat sebelum melewati pintu masuk
apartement Naya pun memberhentikan mobil tuanya itu tepat di pos satpam.
“ Pak Ham. . . saya minta tolong awasi
tukang servis jendela yang tadi saya panggil untuk memperbaiki jendela
apartement 201, mohon bantuannya. Terima kasih. “ ucap Naya ke Satpam yang
telah berpuluh – puluh tahun kerja di apartement Wonderlife itu. Naya pun
mengegas mobilnya dan segera menuju rumah sakit.
“ Hei . . Heii !! berhenti . . .!!! “
teriak Pak Ham sambil melambai - lambai mobil yang melaju kencang itu
“ Bocah ini !!! ternyata dia yang
membuat keributan pagi – pagi !!! ckckck, benar – benar tidak ada sopan
santunnya berbicara dengan orang tua. “ kesuh Pak Hamdan jengkel
__**__
Pendaratan penerbangan dari Perancis
tiba di Jakarta pukul 8 pagi. Cuaca yang tidak begitu baik membuat jadwal
penerbangan dari Perancis ke Jakarta begitu terhambat. Suasana hati para
penumpang setibanya di Jakarta nampaknya tidak begitu baik. Khususnya bagi
orang – orang sibuk yang memang sedang dalam perjalanan bisnisnya. Terkecuali
bagi sebagian orang yang memang tak begitu mempunyai banyak kesibukan.
Beberapa orang Nampak sibuk mencari
kerabat yang menjemput mereka.
Begitu
pula wanita berambut panjang lurus yang berdiri di samping pintu keluar,
memandangi rintik – rintik hujan dan sepertinya memang Sassy sedang menunggu
seseorang menjemputnya.
Tak
lama kemudian, mobil mewah berwarna silverpun berhenti tepat di depan wanita
cantik itu.
“ Sudah lama menunggu ??? “ Tanya Reza
sambil menurunkan kaca mobilnya.
“ hmmpp , , , bukankah ini terlalu
lama ? “ sindir Sassy dengan senyum manisnya
“ Oke, maafkan saya tuan putri, telah
membiarkanmu menunggu lama. “ Reza pun turun dari mobilnya dan segera mendekati
Sassy.
Sassy
hanya tersenyum manis dan berkata “ hanya 10 menit saja, belum terlalu lama.
Apa kau tega melihatku berdiri lebih lama dan membawa koper seperti ini? “
tambahnya dengan sindiran.
“ Ohh . . . maaf, maaf . . . baiklah,
ayo silahkan naik tuan putri. “
Pinta Reza sambil membukakan pintu
mobilnya untuk Sassy.
Bagasi
mobil pun dibukanya. Reza meletakkan koper sassy dengan penuh hati – hati.
“ Ok. Jalan . . . “ Reza mulai
menginjak gas mobilnya.
“ Perjalananmu pasti sungguh
melelahkan. “ Reza memulai pembicaraan
“ emmm . . . sungguh melelahkan. “
sambil memberi senyuman
“ Bagaimana perjalananmu di Perancis ?
bagaimana keadaan bibi disana ? Apa setelah kau berkunjung ke sana, keadaannya
membaik ? “ Reza mulai serius
“ Emm. . . ( Sassy tersenyum ), ibu
hanya terlalu merindukanku sehingga sedikit terganggu kesehatannya. Tapi syukurlah,
saat ku periksa tidak begitu serius jadi bisa melanjutkan aktifitasnya lagi
setelah istirahat cukup. “
“ Syukurlah kalau memang begitu. Tak
usah khawatir mempunyai seorang anak Dokter “ Reza mulai memuji
Cuaca mulai cerah, hujan yang begitu
deras hanya tertinggal rintik – rintik hujan yang entah kapan berhentinya.
Sepanjang jalan terlihat mobil – mobil mulai melaju dengan kecepatan tinggi.
Mengejar aktifitas mereka dengan jarang yang memperhatikan
keselamatannya sendiri. Begitulah yang terjadi pada Naya, tanpa memperhatikan keadaan
jalan , dia tetap mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rumah sakit
tempatnya bekerja memang sedikit agak jauh dari apartementnya.
“ Profesor pasti marah besar, haduhhh
. . . bagaimana ini. . .?? “ gerutu Naya sambil menyelip mobil – mobil yang
berada di depannya.
Tak
heran bahwa di perjalana ocehan – ocehan dari pengendara mobil yang lain
menyerbu Naya satu persatu.
“ Heii !!! apa kau sudah gila ?? menyetir
seperti itu ! kau ingin mati ??? ohhh . . . benar – benar anak satu ini !!! “
teriak salah satu pengendara mobil di belakang Naya.
Ocehan – ocehan pun hanya sekedar lewat di telinga
saja. Tak pedulikan apa kata orang – orang, Naya tetap mengendarai mobilnya
dengan kecepatan tinggi.
Sampai pada kesempatan, mobil Reza tepat berada di
depan mobil Naya. Reza menyetir mobil dengan santai dan sangat membuat Naya
kesal. Tak tahan untuk segera menyalip mobil di depannya. Dari bahu kanan
nampak genangan air begitu tinggi, akibat hujan deras pagi ini. Membuat
pengendara kendaraan harus lebih hati – hati.
“ Huuff . . . !! “ desus Naya kesuh
“ Sunguh sangat menyesal melakukan hal
ini !! maaf . . . “ tambahnya lirih
Naya membanting stir mobilnya ke kanan dan melaju
dengan kecepatan tinggi menyalip mobil silver didepannya itu.
Spontan genangan air yang tenang itu, berhamburan
dan mencuat ke arah mobil Reza. Dengan posisi jendela mobil yang terbuka,
membuat Reza spontan kaget dengan guyuran genangan air yang tiba – tiba
membasahi tubuh dan mobilnya.
Dari arah depan mobil Reza, Naya hanya membuka
jendela mobilnya dan melambaikan tangannya beberapa kali sambil berteriak maaf
dari dalam mobilnya.
Reza yang melihatnya pun Nampak kesal dan membuat
emosinya memuncak.
“ Apa kau gila !!! “ Teriaknya keras
“ Benar – benar cari mati dia !!! kau
tau berurusan dengan siapa ??? “ tambahnya tegas
Reza mulai meningkatkan kecepatan
mobilnya. Dengan penuh emosi, Reza menginjak gas mobilnya dengan kecepatan
penuh.
“ Za, sudahlah. Jangan hiraukan dia
!!! “ Sassy mulai ketakutan
“ Takkan ada asap, jika tak ada api !!!
“ tegas Reza
Kedua mobil itu melaju dengan
kecepatan penuh, saling mengejar satu sama lain. Saling menyalip satu sama
lain. Gerimis seakaan menjadi wasit pertandingan mereka.
“ Aiiisshh !!! bocah ini. Bukannya
tadi aku juga sudah minta maaf. Kenapa terus mengejarku, menyebalkan !!! “
gerutu Naya sambil melirik spion mobilnya
“ Kau kira aku tidak bisa mengejarmu
?? salah ! jika memang berfikiran seperti itu !!!” Reza kesal
“ Za, hentikan !!! tak kan
menyelesaikan masalah kalau seperti ini! Nanti bagaimana kalau terjadi
kecelakaan !!” Sentak Sassy pada sahabatnya itu.
“ Tak bisa dibiarkan orang seperti itu
!!! “
Tetapi Nampak persekutuan di jalan itu
tak begitu lama, lampu merah Nampak menghadang. Keberuntungan Naya nampaknya
menyelamatkannya, 5 detik sebelum lampu merah Naya melaju dengan sangat cepat.
Tetapi berbeda dengan Reza.
“ ahhhggg !!! Sial !!! “ Reza geram
“ huuhhh . . . “ Sassy mulai menghela
nafasnya yang sempat tercekik
“ B12N4Y4 !!! jangan harap kau selamat
setelah ini !!! itu baru pemanasan !!! “ teriak Reza jengkel
“ kau hampir saja membunuhku !!! “
sindir Sassy
“ Maaf. Apa kau terluka? “
“ Sudahlah lupakan. “
“ Maaf. Memang sedikit emosi tadi. Lain
kali tak kan membuatmu ketakutan seperti ini. “ Reza merasa menyesal
“ Iya. Ya sudah kalau begitu. Antarkan
ke rumah ku, aku terlalu lelah, Za. “
“ hmm . . . iya. Baiklah. Kau Nampak
begitu lelah. Baju juga sudah basah kuyup seperti ini. Aku benar – benar minta
maaf. “
“ emm . . . “ Sassy tersenyum
__**__
Biibb
. . . Biibb . . .
Biibb
. . . biibb . . .
Dilihatnya layar HPnya. Panggilan dari Dea. Sahabat
sekaligus rekan kerja di rumah sakit yang juga seorang dokter.
“ emm . . . “
“ Hee . . . Kau sebenarnya di mana ??? kenapa belum
juga sampai rumah sakit ? kau tau professor begitu marah hari ini ??? beliau
tau kau yang seharusnya bertugas hari ini. Cepatlah ke rumah sakit. “
“ Iya, aku tau. Aku tau. Ada beberapa masalah yang
harus aku tangani pagi ini jadi agak terlambat. Aku masih dalam perjalanan
menuju rumah sakit, sebentar lagi sampai. Tolong gantikan aku terlebih dahulu
untuk memeriksa pasien baru pagi ini. Aku segera sampai. “
“ Baiklah. Cepatlah kemari !!! “
“ Iya. “
Selang 5 menit, Naya pun tiba di Rumah Sakit.
Perasaan Naya mulai resah, tau kesalahan apa yang telah dia lakukan. Diapun
langsung menuju ruang inap pasien.
“ Pasien Reitha Putri Nadiandra, apa kau merasa
baikan sekarang ? “ dengan nafas terengah – engah, Naya membaca catatan keluhan
pasien yang telah di catat Dea.
“ emm . . . tenanglah terlebih dahulu dok, aku
sudah merasa agak lebih baik sekarang. Sempat tadi sulit untuk bernafas. “
Pasien itu pun menjawab dengan senyuman
“ syukurlah, kau cepat di tangani. Sehingga tak
berdampak lebih buruk dari ini. Maaf, tadi sempat ada beberapa masalah,
sehingga sedikit terlambat memeriksamu. “
“ Sedikit terlambat katamu ??? apa ada masalah yang
lebih penting untuk ditangani selain keselamatan pasienmu? “ Profesor Daniel
menyelah
“ Temui aku diruanganku !!! “
Tambahnya tegas
“ Ya, Professor. “ Naya mempertegas
jawabannya sambil berjalan mengikuti professor ke ruangannya.
Tak banyak bertanya maupun banyak
berbicara. Professor nampaknya sudah begitu hafal akan sifat Naya.
Professor Daniel, adalah teman ayah Naya. Teman
sesama profesi dan juga teman baik sejak duduk di bangku SMA. Setelah kematian
Ayahnya, professorlah yang mendidik Naya hingga menjadi seorang Dokter yang
selalu dicita – citakan Ayahnya. Tak heran bahwa dia begitu keras mendidik
Naya.
Dari tatapannya, professor Daniel hanya akan
mengatakan beberapa patah kata. Dan memang benar, Professor hanya mengambil
kertas kosong di tumpukan mejanya.
“ Buat resume dignosa dari beberapa
jenis penyakit, tulis 100 lembar. Besok pagi berikan padaku. Jika kejadian
seperti ini terulang lagi, ku pastikan kau menulis pengunduran diri dari Rumah
Sakit ini. “ Kata Professor Daniel sambil melemparkan kertasnya di depan Naya.
“ Ya, Professor. Kupastikan 100 lembar
ada di mejamu besok. “ Naya tertunduk malu
___***___
Di
sisi lain tepatnya di Lobby Rumah Sakit Puri Permata, Rangga sedang bebincang –
bincang dengan salah satu pasiennya.
“ Haii, apa yang sedang kau lakukan
disini ? “ tanya Dokter muda itu pada gadis kecil yang termenung di kursi
rodanya
“ Ohh, Dokter. Tak apa Dok. Hanya
bosan selalu berada di kamar. “ gadis itu pun tersenyum.
“ Benarkah ? baiklah. . . bagaimana
kalau sekarang Dokter ajak kamu jalan – jalan sebentar. Sepertinya hujan sudah
reda. “
“ Emm . . . Benarkah Dok? Dokter mau
mengajakku jalan – jalan ? “
“ Hmm . . . “ Rangga tersenyum manis
“ Apa kamu tahu ? Puri Permata adalah salah satu Rumah
sakit ternama di Negara kita. Bahkan sampai ke berbagai Negarapun mengenalnya.
Disinilah tempat bertugasnya Dokter – dokter hebat dari semua Dokter di
Indonesia. Tak salah bahwa pemilik Rumah Sakit ini pun haruslah Dokter ternama
di beberapa Negara yaitu Yoseph Randi Reggar. “ Rangga mulai menceritakan kisah
pada gadis kecil itu
“ Emm . . . Aku tahu Dok. Tapi apakah Dokter bisa
menyembuhkan penyakitku ini ? begitu lelah Dok ? “ Gadis itu mulai pesimis
Diarahkannya kursi roda itu dan berjalan mengelilingi
taman Rumah Sakit.
“ Kamu lihatlah bunga – bunga yang
tumbuh di Taman ini, begitu indah bukan ? mereka semua berusaha untuk tumbuh
dengan baik, agar semua mata yang melihatnya terpesona melihatnya. Dari dia
berbentuk benih, sampai bisa tumbuh tinggi seperti itu, walaupun hujan lebat,
tiupan angin yang begitu kencang, panas terik matahari yang begitu menyengat
kulit, tetapi dia bisa kuat untuk tumbuh dengan baik. Mereka berusaha bertahan
menghadapi rintangan – rintangan yang dihadapinya. Begitupula dengan hidup
kita. Kadang ada kalanya kita berada di bawah, ada kalanya juga kita berada di
atas, hidup kadang digeluti dengan masalah, kesedihan, dan masih banyak lagi,
tapi janganlah kita jadikan itu untuk kita pesimis, tetapi jadikan itu untuk
kekuatan kita agar bisa menjadi apa yang kita inginkan dan tentunya bisa
bermanfaat untuk orang lain. “
“ Emm . . . ( tersenyum ) “
“ Sudah mengerti sekarang ? “
“ Iya Dok, aku tidak akan menyerah
pada penyakitku ini. Aku harus yakin bahwa aku bisa sembuh, aku bisa seperti
anak – anak yang lainnya. Tuhan selalu ada untukku, begitupula banyak Dokter
disini yang membantu untuk kesembuhanku. “
“ Nah, itu baru bagus. “ sambil
mengusap – usap kepada gadis kecil itu
“ ohh iya, ngomong – ngomong siapa
namamu ? “ Tambah Rangga
“ Nazwa, Dok. Nama Dokter siapa ?
Dokter umur berapa ? sepertinya masih begitu muda ? “
“ hahaha . . . itu pujiankah? Atau
sindiran? “
“ hmmp, pujian Dok. “
“ Ohh. . . Dokter Rangga Pramesta
Reggar “ tambah Nazwa sambil melirik Name tag Rangga
“ Reggar ??? bukankah Nama Pemilik
rumah sakit ini juga Reggar ? hmmp, benar . . . YOSEPH RANDI REGGAR. “ Nazwa
mulai berpikir kritis
“ Hmm . . . ( tersenyum ). Benar, kami
berdua memang ada kesamaan nama. “ jawab Rangga
“ Wah, berarti Dokter adalah keluarga
pemilik rumah sakit ini ? atau mungkin Dokter adalah anak dari pemilik rumah
sakit ini ? “ Tebak Nazwa
“ Apa kau benar – benar ingin tau ?
baiklah kalau kau memang benar – benar ingin tau, mari kita kembali ke kamar
dulu. “ Rangga mulai mengalihkan pembicaraan.
“ Ahh, Dokter. Kan belum puas jalan –
jalannya. “ Nazwa mulai kesal
“ Heiihh, bukankah kau ingin segera
sembuh ? bukankah sebentar lagi ada pemeriksaan pasien ? “
“ Emm . . . baiklah. Kita kembali
saja. “ tegas Nazwa.
---**---
BERSAMBUNG . . .
NANTIKAN KELANJUTAN KISAHNYA . . . ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar