PEMBELAJARAN BAHASA
MELALUI
KARYA SASTRA ( PROSA )
Disusun oleh : Nivia
Gunariyati ( PGSD 2B )
Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Bekasi
BAB 1. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Karya sastra sebagai bentuk karya seni memiliki sifat indah dan berguna.
Sifat ini membuat pembaca senang untuk menikmatinya. Demikian halnya anak –
anak tentu juga senang menikmati karya sastra anak – anak.
Kondisi
tersebut diatas dapat dimanfaatkan bagi pengajaran. Karena pada umumnya anak –
anak senang membaca karya sastra, maka apabila karya sastra dijadikan bahan
ajar bahasa, mereka diharapkan akan senang belajar bahasa.
- Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan
dapat :
- Memahami nilai – nilai yang terkandung dalam karya sastra
- Memahami dunia anak lewat sastra
- Bagaimana cara membentuk sikap positif anak
- Memilih karya sastra anak – anak yang baik
- Menjelaskan macam – macam karya sastra anak
- Merencanakan dan melaksanakan pengajaran bahasa lewat sastra
BAB II. PEMBAHASAN
A.
PEMBELAJARAN SASTRA
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra,
yang dibacakan kepada anak – anak dalam suasana penuh kehangatan dan pada
kesempatan yang tepat, dapat merupakan wahana bagi mereka yang mempelajari
dunia sekitarnya.
Pembelajaran sastra
disekolah dasar dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu kelompok pembelajaran
prosa, puisi dan drama. Pembelajaran prosa merupakan bagian dari pembelajaran
sastra disekolah, tetapi tidak jarang bahan dari prosa itu sendiri sering dijadikan
sebagai bahan pembelajaran untuk keterampilan – keterampilan bahasa yang
lainnya.
Misalnya, prosa dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran membaca, sebagai bahan pembelajaran
menyimak, sebagai bahan pembelajaran menulis, dan sebagai bahan pembelajaran
sastra itu sendiri.
Pembelajaran prosa di
sekolah banyak membicarakan berbagai persoalan hidup manusia, tentang kehidupan
manusia, tentang kehidupan pada umumnya, yang kesemuanya ini diungkapkan dengan
cara dan bahasa yang khas.
1. Nilai
– nilai yang Terkandung dalam Karya Sastra
Karya sastra merupakan
karya seni yang memiliki nilai estetika. Selain itu karya sastra merupakan
karya yang bersifat indah, menyenangkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Prosa sebagai karya seni lainnya yang terdiri dari dua unsur yang saling
melengkapi, yaitu unsur yang saling melengkapi, yaitu unsur bentuk dan unsur
isi. Unsur bentuk mengandung nilai estetis yang membuat pembaca merasa senang,
sedangkan unsur isi mengandung nilai atau pelajaran yang bermanfaat bagi
kehidupan pembaca.
Kita mengakui bahwa
anak – anak hidup dalam masa perkembangan yang cukup pesat, terutama, pada
perkembangan fisik dan mental. Perkembangan ini seyogyanya diperhatikan dan
dibimbing oleh orang tua dan guru disekolah. Pembelajaran prosa dapat memberikan
nilai – nilai bermanfaat bagi proses perkembangan perndidikan anak – anak.
Karya sastra dapat
memenuhi berbagai kebutuhan ( rohani ) manusia dan dapat menanamkan berbagai
nilai yang tidak terlihat secara langsung.
Menurut Sawyer dan Comer, 1991 ( dalam Darmiyati,1997 ) menyatakan bahwa karya
sastra ( prosa ) dapat menolong anak – anak dalam memahami dunia mereka,
membentuk sikap – sikap yang positif, mengembangkan kognisi anak, dan
menyadarkan anak tentang hubungan sesamanya.
2. Memahami
Dunia Lewat Sastra
Melalui
pembelajaran prosa anak – anak dapat memaknai dunia mereka. Misalnya, dengan
membaca atau mendengarkan sebuah cerita dari guru yang menceritakan tentang
seorang anak yang sering menolong seseorang sehingga disayangi orang lain atau
teman – temannya.
Anak
– anak mengerti bahwa mereka pun harus bertindak sebagaimana sikap temannya
seperti yang dicontohkan dalam cerita tersebut. Prosa juga dapat menumbuhkan
rasa keingintahuan anak – anak. Setelah
membaca atau mendengarkan cerita, anak – anak sering ingin belajar lebih
banyak.
Anak
– anak dapat memahami dunia mereka dengan lebih baik lewat isi buku yang mereka
baca.
2.1 Membentuk
Kepribadian Anak – anak
Anak – anak mengalami
berbagai tahap perkembangan pribadi apabila mereka mencoba mencapai kemampuan
untuk berbagai emosi, mengekspresikan empatinya kepada orang lain, serta
mengembangkan berbagai perasaan harga diri, dan lain sebagainya.
Perkembangan anak melalui tahap –
tahap perkembangan pribadi merupakan bagian dari proses pematangan. Buku – buku
karya sastra dapat memainkan peranan yang amat penting dalam perkembangan
tersebut.
Sastra
mempunyai pengaruh dalam kehidupan sang anak. Sastra dapat digunakan untuk
membantu mereka dalam memahami perasaan – perasaan mereka satu sama lainnya, berpihak kepada
para tokoh yang mempunyai perasaan yang sama dengan dia dan memperoleh wawasan
baru dari cara orang lain ( tokoh – tokoh dalam karya sastra itu ).
Melalui
karya sastra, anak – anak dapat menemukan berbagai kempuan yang mereka miliki.
2.2 Mengembangkan
Kemampuan Bahasa Anak
Pergaulan anak – anak
dengan prosa, baik lisan maupun tulisan, jelas mempunyai dampak positif
terhadap perkembangan bahasa anak – anak. Melalui kegitan menyimak atau
kegiatan membaca prosa maka secara sadar atau tidak sadar pemerolehan bahasa
mereka kian meningkat. Hal yang paling tampak dari kegiatan tersebut adalah
bertambahnya kosakata bagi anak. Dengan demikian akan meningkat pula
ketrampilan berbahasa anak.
3. Membentuk
Sikap Positif
Pembelajaran sastra kepada anak – anak
dapat membentuk dan mengembangkan sikap positif anak. Mereka perlu memupuk
kesadaran akan harga diri dan melihat dirinya sebagai pribadi yang memiliki
kemampuan, yang hendak memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang lain.
1) Kesadaran
akan Harga Diri
Membaca prosa yang baik
dapat menolong anak – anak dalam mengembangkan kesan yang positif mengenai diri
mereka. Prosa dapat menolong anak – anak menemukan jati dirinya, mengenai
perasaannya sendiri. Membaca tentang kehidupan para tokoh dalam suatu cerita ia
mencoba berbuat sebagaimana yang dilakukan tokoh dalam cerita tersebut. Dengan
belajar lewat cerita – cerita yang dibacanya bahwa tentu akan munculnya
berbagai perasaan itu normal, maka anak – anak dapat mengerti bahwa diri mereka
pun normal.
2) Toleransi
terhadap orang lain
Prosa yang baik dapat
menolong anak – anak dalam memahami pentingnya berhubungan dengan orang – orang
lain dan mengerti cara menyesuaikan diri dalam pergaulan. Mereka semakin
mengetahui cara memenuhi kebutuhan dalam masyarakat dan pada waktu yang sama juga
dapat menyenangkan orang lain. dengan memperhatikan tokoh – tokoh dalam cerita
dapat mengatasi masalah – masalah sosial, anak – anak dapat mulai mengenal
peran yang perlu dilakukan dalam mencapai suatu tujuan dan perlunya membatasi
dan tingkah laku diri sendiri.
3) Keingintahuan
tentang kehidupan
Anak – anak
memilikikeinginan tentang dunia sekitar mereka. Mereka ingin tahu tentang benda
- benda, tempat – tempat disekitar mereka, ingin tahu mengenai orang – orang
yang berbeda, dan lain sebagainya. mereka bangga akan hal – hal yang telah
mereka pelajari. Apabila keingintahuan yang menakjubkan itu ditanggapi lewat
program baca tulis ( literasi ), termasuk program membaca karya sastra anak –
anak, hal ini dapat mendorong keberhasilan pada jenjang sekolah berikutnya
dalam kehidupan selanjutnya.
4) Menyadari
Hubungan yang Manusiawi
Cerita yang bagus dapat
memiliki berbagai dampak positif pada anak. Kegiatan membacakan buku kepada
anak dapat membuat anak seolah – olah menjadi pembaca. Lewat berbagai
pengalaman seperti ini dapat terbentuk hubungan yang manusiawi. Ada interaksi
personal antara anak dan pembaca, yang tidak mungkin ditemukan ketika anak
menonton televisi, bermain komputer dan lain – lain. orang tua atau guru ketika
membacakan buku dapat menanggapi kegembiraan, keragu – raguan, kemarahan, atau
ketakutan anak. Keberadaan orang tua atau guru sebagai pembaca memberikan
perasaan hangat dan aman.
1. Tema adalah tentang apa yang dibicarakan dalam prosa.
2. Amanat yaitu nasehat yang ingin disampaikan kepada pembaca.
3. Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk
cerita.
4.
Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku.
5. Tokoh dalam sebuah cerita adalah sebagai pelaku yang dikisahkah
perjalanan hidupnya dalam cerita.
6. Latar atau seting adalah gambaran atau deranging mengenai
tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa.
5.
Memilih bahan cerita anak
cerita anak-anak adalah
bahan bacaan yang berhubungan fiksi atau cerita rekaan yang layak dibaca
anak-anak.
Seseorang yang ingin
membaca sebuah cerita (prosa) hendaknya pewrlu dibekali sejumlah
unsur-usurpembentuk prosa. Jika seorang
guruhendak membimbing muridnya dalam membaca sebuah prosa perlu memperhatikan
unsur-unsur pembentuk prosa secara
tepat.
1. Bagaimana
nilai instrinsiknya?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari segi nilai-nilai
intrinsik dalam memilih sebuah bahan ceritakepada anak-anak sebagai berikut:
Ø Apakah sebuah buku cerita itu layak dibaca oleh
anak-anak atau tidak? Nilai
intristik sasyta yang paling utama harus
dipertimbangkan adalah sejauh mana buku tersebut dapat memberi kesenangan,
kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak.
Ø Dapatkah buku sastra tersebut memupuk dan
mengembangkan potensi imajinasi anak.
Ø Apakah buku sastra anak mampu memberikan
pengalaman-pengalam baru kepada anak
2. Bagaimana nilai ekstrinsiknya
Beberapa hal yang perlu dipertanyakan dalam memilih
buku prosa anak, antara lain:
Ø Bagaimanakah perkembangan bahasanya
Ø Bagaimana perkembangan kognitifnya
Ø Bagaimanakah mengenai
perkembangan kepribadiannya
Ø Bagaimanakah mengenai perkembangan sosialnya
3. Bagaimanakah tentang tokoh cerita?
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang tokoh cerita
dalam sebuah cerita anak-anak adalah:
Ø Keindahan kesejatian buku bacaan anak-anak didukung
oleh penokohan yang meyakinkan, unik dan memikat
Ø dalam cerita anak tokoh cerita tidak hanya berwujud
manusia tetapi juga binatang atau objek yang lain
Ø dalam mengevaluasi buku cerita anak diperlukan
kejelian dalam hal melihat perkembangan
perwatakannya.
Ø Tokoh-tokoh dalam karya sastra anak-anak harus
memiliki kepribadian yang unik
Ø Tokoh-tokoh binatang merupakanyang terpenting dalam
sastra anak-anak
4. Bagaimana alur ceritanya?
Biasanya pertanyaan yang pertama diajukan anak-anak ketika membaca
buku cerita adalah:
Ø Bagaimanakah tentang kemenarikan jalan ceritayang diceritakan
dalam buku tersebut
Ø Bagaimanakah daya tarik pembaca yang ditampilkan pada
awal cerita
Ø Bagaimanakah daya tarik pembaca yang ditampilkan pada
pertengahan cerita
5. Bagaimanakah tentang latar cerita?
Konsep latar atau setting dalam buku sastra mengacu
pada tempat dan waktu kejadian, kapan dan dimana peristiwa berlangsung, latar
dalam karya sastra dimaksudkan untuk kepentingan. Pertama, menciptakan suasana
hati. Kedua, menciptakan keotentikan. Ketiga, menciptakan kepercayaan,
kredibilitas.
6. Bagaimanakah tentang tema cerita?
Pertanyaan yang lazim dipergunakanuntuk menelusuri
tema adalah, apakah maksud pengarang dalam menulis suatu cerita? Yang harus
diperhatikan dalam buku sastra yang berhubungan dengan tema adalah, sejauh mana
tema cerita dilandasi oleh nilai-nilai etik yang terpujim buku sastra
anak-anak yang baik adalah buku sastra
yang mengandung ketulusan hati, kejujuran dan keberanian.
6. Macam-macam prosa anak
1)
Fabel
Fabel
adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia.
Binatang-binatang yang dijadikan tokoh cerita dapat berbicara, bersikap, dan
berperilaku sebagaimana halnya manusia
2)
Legenda
Legenda
termasuk dari bagian cerita rakyat. Perbedaan legenda dengan mitos tidak pernah
jelas. Keduanya sama-sama menampilkan cerita yang menarik dengan tokoh-tokoh
yang hebat berada di luar batas kemampuan manusia lumrah. Hal yang membedakan
adalah bahwa mitos sering dikaitkan dewa-dewa dan atau kekuatan-kekuatan
supranatural yang erada di luar jangkauan manusia. Sebaliknya walau sama-sama
menghadirkan tokoh-tokoh yang hebat, legenda tidak mengaitkan tokoh-tokoh itu
dengan atau sebagai dewa-dewa atau yang berkekuatan supranatural, melainkan
dengan tokoh, peristiwa, atau tempat-tampat nyata yang mempunyai kebenaran
sejarah
3)
Mite/Mitos
Mitos
(myths) adalah salah satu jenis
cerita lama yang sering dikaitkan dengan dewa-dewa atau kekuatan supranatural
yang lain yang melebihi batas-batas kemampuan manusia. Menurut Lukens (2003:26)
mitos merupakan suatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu yang pada
intinya menghadirkan kekuatan-kekuatan supranatural.
4)
Dongeng.
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari
pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan
pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
- PEMBELAJARAN BAHASA MELALUI KARYA SASTRA
Pembelajaran
di kelas – kelas rendah harus terdiri atas sejumlah besar topik dan kegiatan. Hal
ini diperlukan untuk memenuhi perkembangan secara utuh bagi setiap anak. Karya
sastra kadang – kadang dipandang sebagai salah satu hal yang harus tersedia
bagi anak – anak dalam tahun – tahun pertumbuhan atau pada usia sekolah. Demikian
juga ilmu pengetahuan, seni musik, seni rupa, dan lain halnya sebagai bagian
program pembelajaran perlu memperoreh perhatian.
Bagaimana
cara agar semua isi program dapat tercakup? Haruskah beberapa diantaranya
dihilangkan? Dapatkah diadakan penggabungan antara beberapa bagian program
pengajaran? Yang jelas, diperlukan rencana secara hati – hati agar tidak ada
yang tertinggal bagian – bagian program yang memiliki tujuan yang penting. Bagian
berikut ini membicarakan strategi untuk memasukkan aspek – aspek penting suatu
program. Strategi tersebut adalah penggunaan suatu jaringan sebagai alat untuk
merencanakan unit program pada awal suatu program.
1. Merencanakan Jaringan
Jaringan merupakan alat yang berguna dalam berbagai situasi
perencanaan program pembelajaran. Jaringan dapat digunakan untuk memvisualisasikan
dan mengorganisasikan program atau hanya aspek tertentu dari suatu program.
Untuk
menyusun jaringan, kita harus mulai dengan tema sendral. Dengan menggunakan
pendekatan curah pendapat secara bebas, kita mendaftar berbagai aspek yang
berhubungan dengan tema sentral. Langkah berikutnya memilih butir – butir yang
relevandari daftar tersebut dan mengorganisasikannya dengan menggunakan dengan
menggunakan sub – sub tema. Langkah terakhir adalah membuat jaringan yang
secara visual menyajikan gambaran keseluruhan tema ( Sawyer dan Corner 1991
:151).
2. Jaringan Sastra
Jaringan
dapat tersusun untuk membuat tema – tema sastra. Apabila suatu topik telah
diidentifikasi, mungkin guru ingin memfokuskan khusus pada sastra yang
berhubungan dengan topik tersebut. Dalam hal ini sub – sub temanya dapat berupa
puisi, nyanyian dan cerita.
3. Sastra dan Program Membaca
Apabila
sastra dijadikan bagian dari program membaca, anak – anak akan memperoleh
keuntungan sangat besar.
Keuntungan
yang sangat besar ialah bahwa karya – karya sastra yang baik dan sesuai bagi
anak dapat menumbuhkan kecintaan membaca.
BAB III. PENUTUP
- KESIMPULAN
Pembelajaran Sastra termasuk didalamnya prosa, dapat menolong
anak – anak dalam memahami dunia mereka, membentuk sikap – sikap yang positif, mengembangkan
kognisi anak, dan menyadarkan anak tentang hubungan sesamanya.
- KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari, makalah ini masih kurang dari sempurna,
sehingga saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuchdi, Darmiyati dan
Budiasih.1996.Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di
Kelas Rendah.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar